Kamis, 14 Februari 2013

World Financial Flow


WORLD FINANCIAL FLOW

Sistem keuangan dimulai dari UANG. Uang adalah alat tukar yang digunakan untuk mendapatkan barang atau jasa. Tidak hanya itu uang juga bisa menjadi alat ukur kesejahteraan (wealth) dan kekayaan seseorang. Seseorang dikatakan sejahtera dan kaya karena memiliki banyak uang. Untuk sejahtera dan kaya seseorang harus memiliki uang. Uang tersebut didapatkan dengan bekerja, menabung dan investasi.
Work financial flow dimulai dari hal yang kecil yaitu ketika ada seseorang (A) yang memiliki banyak uang (surplus) dan ada seseorang lainnya (B) yang memiliki uang yang kurang (minus). Si A berniat untuk meminjamkan uang kepada si B sebesar 500jt untuk membuka usaha ternak sapi. Faktor yang mempengaruhi si A untuk meminjamkan uangnya kepada si B adalah adanya kepercayaan. Selain itu harus ada uang yang akan dipinjamkan. Karena tanpa adanya uang yang akan dipinjamkan tidak akan pernah si A meminjamkan uang ke B walaupun si A sangat percaya pada si B.
Cerita diatas dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:


Pada gambar di atas si A tidak mendapatkan keuntungan atas uang yang dia pinjamkan kepada B. Jika si usaha yang dijalankan bangkrut, atau si B sakit/meninggal sehingga tidak dapat membeyar hutangnya, maka si A yang langsung menerima resiko tersebut.Pada keadaan tersebut muncullah Calo yang menjadi perantara antara si A (penyedia uang) dengan si B (peminjam uang) agar si A mendapatkan keuntungan atas uang yang dia pinjami/keluarkan. Tidak hanya si A yang menginginkan keuntungan, calo yang menjadi perantaranya pun ingin mendapatkan keuntungan. Akhirnya terjadi kesepakatan antara si A dengan Calo yaitu Calo akan memberikan keuntungan sebesar 5%  kepada si A dari uang yang ia keluarkan. Sedangkan calo menetapkan jumlah bunga yang harus dibayarkan oleh si B (peminjam) sebesar 7%. Maka calo akan mendapatkan keuntungan sebesar 2%. Ternyata seiring dengan berjalannya waktu calo seperti ini semakin besar dan berkembang, maka pemerintah membentuknya menjadi apa yang sekarang disebut BANK.


Pada gambar di atas si A tidak lagi meminjamkan uang secara langsung kepada si B tetapi dengan menggunakan perantara BANK SITI. Jadi si B bertanggung jawab untuk mengembalikan uang ke BANK sedangkan BANK bertanggung jawab untuk mengembalikan uang si A. Ketika si B mengalami kebangkrutan dalam usahanya,atau mengalami sakit atau bahkan meninggal sehingga tidak dapat mengebembalikan uang yang dia pinjam kepada BANK. Resiko tersebut akan ditanggung oleh BANK dan bukan oleh si A walaupun si A adalah pemilik uang tersebut. dalam hal ini si A melakukan transfer of risk kepada BANK.
Si A yang memiliki banyak uang, menginginkan uangnya selalu bertambah dan bertambah. Cara lain yang dilakukan adalah dengan menginvestasikan uangnya ke pasar modal. Si A membeli saham perusahaan si B. Maka perusahaan si B mendapatkan modal dari saham yang dibeli dari pihak lain atau yang disebut dengan Capital Stock. Dengan membeli saham pada perusahaan B si A akan mendapatkan deviden dari si B. Deviden adalah hasil bagi keuntungan yang didapatkan perusahaan si B. Untuk lebih jelasnya penjelasannya adalah sebagai berikut :
“ Sebagai pemilik saham di perusahaan si B, si A berhak mendapatkan hasil dari perusahaan tersebut. misalnya setiap tahunnya perusahaan tersbut mendapatkan laba sebesar 100jt. 40 jt dialokasikan sebagai modal ditahan (retained earning) dan sisanyta adalah 60jt. Dari 60jt ini akan dibagi dua untuk si A dan si B yang masing-masing mendapatkan 30jt. 30jt yang diterima oleh si A disebut dengan Deviden “.
Selain dengan deviden, hasil yang bisa didapatkan oleh si pemilik saham adalah Capital Gain. Ilustrasi yang akan menggambarkan capital gain adalah seperti di bawah ini:
“ Si A membeli 1 lembar saham dengan harga Rp 10.000,- pada 14/02/2013 pukul 11.00. Pada pukul 15.00 saham yang dibeli oleh si A naik menjadi Rp 12.000,-. Si A memutuskan untuk menjual saham tersebut dan memperoleh keuntungan sebesar Rp 2000,-, inilah yang dinamakan dengan capital gain ”.
 Dengan capital gain ini pemilik saham mendapat keuntungan dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan deviden. Namun resiko yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan deviden.
Dalam pasar modal juga terdapat investasi berupa obligasi (surat berharga). Misalnya si A memiliki hutang sebesar 450jt, dalam waktu 3 bulan hutang tersebut harus dibayarkan sebesar 500jt. Namun perusahaan hanya memberika 50jt. Uang 50jt tersebut dinamakan diskonto (bunga dibayar di muka).


Dalam menanggung resiko kerugian akibat si B tidak dapat mengembalikan uang pinjamannya, BANK SITI melakukan trasfer of risk kepada PT XYZ yang dikenal dengan perusahaan asuransi jiwa. Bank Siti memberikan uang sebesar 10jt kepada PT XYZ untuk mendapatkan uang pertanggunan sebesar 500jt. Dalam menanggung uang pertanggungan ini PT XYZ mengalami kesulitan, sehingga harus bekerja sama dengan PT DEF yang disebut dengan perusahaan reasuransi. PT XYZ hanya mengambil 2jt dari uang yang diberikan oleh Bank sebesar 10jt dan menanggung uang pertanggungan 100jt dari 500jt. Maka PT DEF mendapatkan uang sebesar 8jt dengan uang pertanggungan sebesar 400jt. Dalam menanggung uang ini PT DEF tidak dapat menanggungnya sendiri sehingga dia harus bekerja sama dengan PT HIJ yang disebut dengan perusahaan retrocessi. Perusahaan ini tidak ada di Indonesia. PT DEF hanya menggambil 2 jt dari 8 juta yang ia terima dan akan menanggung uang pertanggungan sebesar 100jt dari 400jt yang dia tanggung. Maka PT HIJ akan mendapatkan uang sebesar 6jt dengan uang pertanggungan sebesar 300jt. Karena perusahaan retrocessi tidak berada di Indonesai maka uang tersebut akan keluar ke luar negeri (Capital Flight). Diagram yang akan menggambarkan ilustrasi diatas adalah seperti diagram di bawah ini:

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa ketika si B tidak dapat mengembalikan uang yang dia pinjam, Bank akan mendapatkan uang untuk mengganti uang si A dari tiga perusahaan yaitu PT XYZ, PT DEF dan PT HIJ.
Dalam menjalankan bisnisnya si B membeli sebuah mesin dengan harga 1 Milyar. Untuk mengurangi resiko kerusakan yang mungkin akan dialami oleh mesin tersebut si B mengansurasikan mesin tersebut pada PT KLM (asuransi umum). Si B membayar premi pada PT KLM dan PT KLM akan memberikan uang kepada si B jika mesin tersebut rusak. Dalam membayar uang asuransi atas mesin si B, PT KLM juga melakukan hal yang sama seperti PT XYZ yaitu bekerja sama dengan perusahaan reasuransi dan retrocessi. Diagrma yang mengilustrasikan cerita diatas adalah seperti diagram di bawah ini.

Untuk menjalankan perusahaannya Bank Siti, PT XYZ, PT KLM, dan PT DEF terjun ke dalam pasar modal. Begtu juga dengan PT yang memiliki tiga anak perusahaan yang ditunjukan untuk mencari keuntungan yang besar dan cepat untuk menjalankan perusahaannya. Anak perusahaan itu adalah PT OPQ, PT RST dan PT UVW. Ketiga anak perusahaan tersebut terjun kedalam pasar modal dan membeli saham dari Bank Siti, PT XYZ dan PT KLM. Rincian masing-masing kepemilikannya adalah sebagai berikut:
1.      PT OPQ :
·         Bank Siti : 20%
·         PT XYZ : 21%
·         PT KLM : 22%
2.      PT RST
·         Bank Siti : 15%
·         PT XYZ : 10%
·         PT KLM : 10%
3.      PT UVW
·         Bank Siti : 10%
·         PT XYZ : 20%
·         PT KLM : 15%
Dengan milihat daftar kepemilikan saham tersebut bisa dikatakan bahwa PT HIJ merupakan pemilik saham mayoritas pada Bank Siti, PT XYZ, PT KLM.


1.      Persepsi si A adalah Bank akan mendapat untung yang lebih besar daripada keuntungan yang dia dapatkan   U2>U1
2.      Persepsi si A adalah hasil yang didapatkan dari pasar modal lebih besar daripada menyimpan uang di Bank U3>U1
3.      Persepsi si B adalah bunga yang dikeluarkan oleh B ke bank lebih besar daripada dengan menerima modal dari saham yang dibeli
4.      Maka posisinya adalah U1<U3<U2

Untuk memperbanyak nasabah Bank Siti melakukan kerja sama dengan perusahaan produksi motor dan mobil PT TLE untuk membuat perusahaan leasing PT ARD. PT TLE memiliki dua anak perusahaan yaitu PT ELT yang memproduksi motor dan PT LET yang memproduksi mobil. Jika orang/nasabah dari Bank Siti ingin membeli motor/mobil dengan cara kredit, maka PT ARD akan membantu mereka. Untuk menghindari resiko terjadinya masalah pengkreditan maka PT ELT dan LET berkerjasama dengan perusahaan asuransi.

Nama  : Nurul Ardianingsih
NPM   : 15110205
Kelas  : SMSI-01
Universitas Gunadarma