Sabtu, 09 Maret 2013

Analisis Jurnal Sistem Informasi Asuransi dan Agen


Analisis Jurnal Sistem Informasi Asuransi

Application of Information Systems in Electronic Insurance
Hojat Ahmadi dan Payman Salami
Department of Agricultural Machinery Engineering, Faculty of Boisystems Engineering, University of Teheran, Karaj, Iran

Sistem Informasi dan beberapa perangkat lunak aplikasi merupakan hal yang sangat penting untuk mengembangkan asuransi elektronik. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menentukan dan menyelidiki Sistem Informasi dan perangkat lunak yang efektif untuk pengembangan asuransi elektronik. Parameter asuransi elektronik yang menjadi bahan pertimbangkan dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan, sumber daya manusia, keuntungan pelanggan, layanan pelanggan meningkat, informasi pelanggan terpadu, informasi pelanggan agar terintegrasi, standarisasi proses pendaftaran, kecepatan proses pendaftaran, kontak pelanggan, dan managemen pendaftran elektronik.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mencari tahu mana parameter  teknologi informasi yang lebih penting dalam pengembangan pendaftaran organisasi dan lebih efektif untuk meningkatkan manajemen registrasi organisasi elektronik. Untuk mengetahui hal tersebut penulis membuat kuesioner dan mendistribusikannya. Responden  dalam penelitian ini adalah pelanggan, pekerja dan managemen dari perusahaan asuransi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ERP dapat menerapkan efek yang luar biasa dalam proses aturan pendaftaran. CRM membantu perusahaan asuransi dalam menggunakan teknologi dan sumber daya manusia untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku pelanggan dan nilai pelanggan tersebut. DSS dapat membantu manajer dalam mengambil keputusan yang baik tentang kualitas layanan mereka dan juga meningkatkan manajemen pendaftaran elektronik. MIS memiliki efek yang lebih pada informasi pelanggan terpadu dan informasi order pelanggan terpadu. EDI memungkinkan kita untuk mengirim dan menerima informasi setiap saat sehingga perusahaan mampu berkomunikasi dengan cepat dan efisien. Internet adalah parameter yang paling efektif pada pengembangan aturan pendaftaran. Aplikasi database lebih berguna untuk mengintegrasikan informasi pelanggan. Beradarkan dari hasilnya jaringan sangat efektif untuk mempercepat proses pendaftaran dalam perusahaan asuransi. Menurut hasil penelitian ini, parameter teknologi informasi seperti ERP, eCRM, EDI, DSS, dan parameter lainnya dapat meningkatkan pengembangan pendaftaran. Beberapa keunggulan teknologi informasi terhadap pengembangan perusahaan asuransi adalah pengurangan biaya secra otomatis dengan pengenalan, verifikasi, dan pengintegrasian transaksi berbasis kertas ke dalam aplikasi.  
  • Menghapus kesalahan manual dari dokumen penting. 
  • Automatisasi dua cara dalam pencocokan dukumenuntuk memastikan bahwapesanan pelangganyangditerima dicocokan secara benar dengansistem yang melayani pesanan
  • Data dikenali dan dikonversi ke format lain seperti XML, flat file, file aplikasi, dll untuk diintegrasikan dengan aplikasi back-end, secara otomatis mengirimkan pemberitahuan perubahan, pengakuan, atau pemberitahuan lainnya.
  • Meningkatkan pelayanan pelanggan karena mengotomatisasi pesanan yang hilang dan solusi penundaan global yang dapat dengan mudah memahami bahasa yang berbeda dan elemen transaksi regional.
  • Mengintegrasikan informasi pelanggan.
  • Mengintegrasikan informasi pesanan pelanggan
  • Standarisasi dan mempercepat proses pendaftaran.
  • Standarisasisumber daya manusia(SDM) dalam organisasipendaftaran.







Analisis Jurnal Agen Asuransi


Analisis Dependensi Tempramen dengan Prestasi Kerja Agen Asuransi : 
(Studi Kasus pada Perusahaan Asuransi Jiwa Panin Life Cabang Surabaya)

Eddy M. Sutanto dan Anang Yulianto
Universitas Kristen Petra, Surabaya

Paper ini menjelaskan mengenai keterhubungan antara temperamen yang dimiliki oleh agen di perusahaan Asuransi Jiwa Panin Life  cabang surabaya dengan prestasi kerja yang mereka hasilkan. Seperti yang diketahui pertumbuhan perusahaan asuransi di indonesia sangat pesat sekali dan hal ini menyebabkan persaingan yang ketat antar perusahaan asuransi. Untuk dapat bertahan dan tidak ketinggalan dengan yang lain, perusahaan-perusahaan asransi memperbaiki kedudukannya dengan cara perbaikan produk, peningkatan pelayanan (service) kepada nasabah, serta penarika agen (recuitment) atau sales people/agent sebanyak mungkin dalam mencapai tujuan perusahaan. Agen merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan penjualan produk asuransi, karena agen yang berkomunikasi langsung dengan prospek atau nasabah. Dalam memasarkan polis kepada prospek atau nasabah agen melakukan komunikasi dua arah kepada mereka sehingga agen dapat mengamati dan menemukan mimpi yang didambakan oleh nasabah atau prospek sehingga dapat membantu dalam memilih yang sesuai dengan keinginan mereka.  Lebih kurang 80% komunikasi yang dilakukan oleh agen dengan nasabah bersifat wawancara (interview). Dalam hal ini kemampuan masing-masing agen tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa besar sekali ketergantungan antara agen dengan perusahaan. Begitu pentingnya agen bagi perusahaan asuransi, maka dibutuhkan ketermpilan yang dilatarbelakangi tempramen atau ampilan tingkah laku dalam memasarkan polis asuransi demi tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu dalam jurnal ini yang menjadi fokus penelitian adalah pakah temperamen atau tampilan tingkah laku agen memiliki ketergantungan dengan prestasi kerjanya.­­­

Menurut LaHaye (1971) terdapat empat temperamen dasar yang mendasari tingkah laku seseorang yaitu sanguin, kolerik, melankolik dan flegmatik. Dari empat temperamen dasar tersebut terdapat 12 jenis perpaduan antara lain : sanguin-kolerik, sanguin-melankolik, sanguin-flegmatik, kolerik-sanguin, kolering-flegmatik, kolerin-melankolik, flegmatik-sanguin, flegmatik-melankolik, flekmatik-kolerik, melankolik-sanguin, melankolik-kolerik, melankolik-flegmatik.

Sample yang digunakan dalam jurnal ini adalah agen yang masih aktif pada PT Asuransi Jiwa Panin Life sebanyak 110 orang. Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara baik secara terstruktur (kuesioner) maupun tidak terstruktur (mengajukan pertanyaan langsung kepada instruktur dari perusahaan). Proses pengolahan data penulis menggunakan alat uji statistik Chi Square untuk menganalisis dependensi antara temperamen agen dengan prestasi kerjanya.

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan 110 responden menunjukan bahwa agen pria (65,5%) lebih banya dibandingkan agen wanita (34,5 %). Di samping itu agen pria lebih berprestasi dibanding dengan agen wanita, hal ini disebabkan agen pria lebih tahan mental dibanding agen wanita. Penelitian menunjukan bahwa agen yang bertemperamen sanguin (405) lebih banya dibanding agen yang bertempramen kolerik (30%), flagmatik (15%), dan melankolik (15%). Di samping itu agen yang bertemperamen sanguin lebih berhasil dibanding dengan yang bertemperamen kolerik, flagmatik dan melankolik. Hal ini disebabkan agen yang bertemperamen sanguin sesuai dengan sifat dari pekerjaan itu sendiri yang memeperlihatkan ciri-ciri atau tampilan yang handal dan pantang menyerah di dalam mendukung pekerjaan agen itu sendiri di dalam menawarkan polis kepda nasabah. Dari analisis dapat diketahui bahwa kategori temperamen sanguin, yang telah berhasil adalah sanguin-kolerik. Hal ini disebabkan agen yang memiliki ciri-ciri sanguin-kolerik adalah agen yang pandai berbicara, hangat, pantang menyerah, dan handal sesuai dengan pekerjaannya itu sendiri yang membutuhkan tantangan khusus bagi agen dalam hal mencapai prestasi untuk meningkatkan karir agen itu sendiri.

Asuransi



ASURANSI

Kita mulai pembahasan kali ini dengan ilustrsi berikut :
Ada 10 orang berkumpul dan mereka memiliki kesepakatan jika diantara mereka ada yang meninggal dunia maka orang yang meninggal tersebut akan mendapatkan uang sebesar Rp 100.000,-. Untuk menghasilkan uang Rp 100.000,- tersebut mereka masing-masing menggumpulkan uang sebesar Rp10.000,-.  Jika pada suatu hari salah satu diantara mereka meninggal maka orang tersebut akan mendapatkan Rp100.000,-. Maka anggota yang tersisa adalah 9 orang. Balik lagi kepada kesepakatan awal setiap ada anggota yang meninggal maka akan diberikan uang sebesar Rp100.000,-. Masalah yang dihadapi saat ini adalah bagaimana bisa mendapatkan uang Rp100.000,- jika anggota yang tersisa hanya 9 orang (Rp90.000,-). Apakah harus menambah iuaran yang dikeluarkan ? jika hal ini terjadi maka tidak adil bagi anggota yang terakhir meninggal. Lalu, bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut ??
Jalan keluarnya adalah dengan menarik orang untuk mengelola uang yang mereka kumpulkan agar tetep menjadi R 100.000,- meskipun anggota yang ada kurang dari 10 orang. Kita katakan saja orang yang akan mengelola uang tersebut adalah Siti. Permasalahannya adalah bagaimana siti bisa mendapatkan uang Rp 100.000,- jika ada anggota yang meninggal ? jawabnnya adalah siti akan menginvestasikan uang yang terkumpul. Siti akn menginvestasikan uang yang terkumpul dengan bunga yang besar.
Untuk kasus diatas bisa kita katakan siti seperti perusahaan asuransi yang akan memberikan sejumlah uang dengan nominal tertentu kepada anggota ketika ada yang meninggal dunia. Uang Rp 10.000,- yang dikumpulkan oleh setiap anggota disebut denga premi dan uang Rp 100.000,- yang diberikan merupakan uang pertanggungjawaban (UP).

Mari kita jelaskan mengenai asuransi dengan gambaran seperti cerita di bawah ini :


Ada 10 orang berkumpul dan ada satu orang yang mengelola mereka bernama Siti (Siti terus kayak gak ada yg lain yah..hehe). yap siti ni adalah yang mengelola uang yang 10 orang tadi keluarkan. Dalam jangka 1 tahun mereka mengeluarkan uang masing-masing Rp 10.000,-. Uang ini disebut denga premi dan bunga yang akan diberikan adalah sebesar 10%. Perjanjiannya adalah jika dalam satu tahun dari 10 orang yang telah membayarkan premi ini ada yang meninggal dunia, maka siti akan memberikan uang sebesar 10.000+ (10% * 10.000)= Rp 22.000,-. Orang yang menentukan besarnya uang pertanggung jawaban yang akan diterima adalah aktualis dan prosesnya dinamakan aktualia. Uang yang terkumpul pada siti adalah sebesar Rp 100.000 (10 orang). Kemungkinan uang yang akan dikeluarkan siti adalah sebesar Rp 220.000,-. Kenapa bisa sebesar itu ???? ya karena siti bersiap-siap jika seluruh anggota atau kesepuluh orang tersebut meninggal dalam waktu satu tahun, maka siti harus menyiapkan uang untuk seluruh anggota. Bagaimna siti mendapatkan uang Rp 220.000,- dari uang yang terkumpul sebanyak Rp100.000,- ? yap...investasi merupakan jalan terbaik untuk mendapatkan uang lebih. Besarnya uang pertanggung jawaban yang akan diberika oleh siti berdasarkan tabel mortalita. Tabel mortalita adalah tabel yang mejelaskan kemungkinan meninggalnya seseorang yang dipengaruhi oleh beberpa faktor. Faktor yang menjadi bahan perhitungan untuk tabel mortalita adalah usia, ekonomi, pola hidup, kesehatan, jenis kelamin, hobi, pekerjaan dan culture. Proses dari pertimbangan faktor-faktor tersebut menjadi persentase kemungkinan meninggalnya seseorang adalah dinamakan dengan underwriting. Dalam kasus ini persentase probability kematian adalah 10%. Maka bisa diramlkan bahwa kemungkinan ada 1 orang yang meinggal dalam periode 1 tahun tersebut. seperti yang telah kita ketahui, siti melakukan investasi untuk mendapatkan uang, bunga dari investasi tersebut adalah sebesar 6%. Maka dari bunga tersebut siti akan memiliki uang sebesar Rp106.000,-.
Berdasarkan tabel mortalita maka akan hanya ada 1 dari 10 orang yang kan meninggal dalam periode 1 tahun tersebut, maka siti hanya perlu membayar Rp 22.000,-. Sedangkan siti memiliki uang sebesar Rp 106.000,- dari hasil investasi. Selisih antara uang yang dimiliki siti dengan uang yang harus dikeluarkan siti adalah sebesar Rp84.000,-. Selisih ini akan menjadi keuntungan untuk siti atau bisa diberikan kepada nasabah yang tidak meninggal dengan nominal tertentu, keputusan ini berdasarkan perjanjian antara siti dengan nasabah.
Hal-hal yang harus diketahui sebuah perusahaan asuransi adalah :

  • Future Value (Nilai masa depan uang) dan Present Value (Nilai uang sekarang)Pada tahun 1992 uang Rp 10.000,- bisa membeli 10 kaleng kerupuk, sedangkan pada saat ini (tahun 2013) dengan uang Rp 10.000,- hanya dapat membeli 20 buah kerupuk. Ilustrasi tersebut dapat menggambarkan bahwa niali suatu uang bisa berbeda antara saat ini dan masa depan.





    Jadi ketika suatu perusahaan asuransi ingin menawarkan jasa asuransinya kepada nasabah, mereka harus mengetahui/menghitung nilai future dan present value dari uang agar mereka bisa memperkirakan berapa besar premi dan UP yang akan ditawarkan.

  • Risk (Resiko)

    Perusahaan asuransi juga harus menghitung dan mengetahui resiko dari asuransi yang mereka tawarkan, sehingga mereka dapat memperkirakan langkah yang harus mereka ambil untuk meminimalisir resiko tersebut.
    Ilustrasi :Ada 1000 orang tua yang mengansurasikan anak mereka yang masih berusia 0 tahun. Asuransinya adalah jika dalam 1 tahun anak mereka meninggal maka mereka akan mendapatkan uang pertanggungjawaban dari pihak asuransi. Misalkan dalam satu tahun tersebu yang meninggal sebanyak 100 bayi maka yang berhasil hidup sebanyak 900 bayi. Maka dapat diketahui bahwa angka mortalita (kematian) yang terjadi adalah sebanyak 0.1/mill (mill= 1000) sedangkan Morbility (Kehidupan) sebesar 0.9/mill. Rumus yang digunkan untuk mencari kemingkinan-kemungkinan tersebut adalah:





    Jika ketika ada bayi yang meninngal dalam periode 1 tahun tersebut UP yang diinginkan oleh nasabah sebesar Rp 100.000,- maka premi yang harus ditetapkan oleh perusahaan asuransi adalah sebesar :

    UP x angka mortalita = Rp100.000,- x 0.1 = Rp 10.000,-

    Sedangkan jika perjanjiannya diubah menjadi jika dalam 1 tahun tersebut bayi mereka tetap hidup, maka perusahaan asuransi harus membayar UP sebasar RP100.000,-. Premi yang harus ditetapkan oleh perusahaan asuransi adalah sebesar:


    UP x angka morbility = Rp100.000,- x 0.9 = Rp 90.000,-


    Mengapa premi untuk perjanjia yang kedua lebih besar dari yang pertama ??? karena kemungkinan bayi yang hidup lebih besar daripada bayi yang  meninggal, jadi resiko yang akan ditanggung akan lebih besar juga. Sehingga premi untuk perjanjian kedua jauh lebih besar dari yang pertama.
  •  Biaya operasional (loading factor)


Loading factor = persentase x mortality (tingkat kematian)
Atau
Loading factor = persentase x  morbility (tingkat kehidupan)



Motivasi untuk menggunakan asuransi bagi golongan bellow the line adalah untuk meningkatkan kemampuan ekonomi, sedangkan untuk golongan makmur adalah untuk menjaga kemampuan ekonomi. Ada persamaan diantara kedua golongan ini yaitu sama-sama menggunakan kata kemampuan ekonomi. Kemampuan ekonomi diukur dengan uang.

Ada beberapa jenis asuransi yaitu :
1.      Asuransi jiwa (life)
Asuransi ini bertanggung jawab atas hidup dan matinya seseorang. Yang menjadi dasar dari asuransi ini adalah tabel mortalita. Asuransi ini dibagi lagi menjai :
·         Jiwa berjangka (term life)
Asuransi ini akan memberikan UP ketika orang tersebut meninggal dalam periode yang telah disepakati sebelumnya. Tetapi jika orang tersebut tetap hidup sampai batas periode berakhir maka tidak akan mendapatkan apa-apa.
·         Endowment
Asuransi ini kebalikan dari jiwa berjangka yaitu ketika orang tersebut masih hidup sampai batas waktu berakhir, maka orang tersebut akan mendapatkan uang. Jika orang tersebut meninggal tidak akan mendapatkan apa-apa.
·         Dwiguna
Asuransi ini akan memberikan uang kepada nasabah baik nasabah tersebut meninggal maupun tetap hidup.

2.      General
Asuransi ini bertanggung jawaab terhadap harta benda seseorang seperti kendaraan, properti dan resiko bisnis. Yang menjadai dasar bagi jenis asuransi ini adalah data statistik kejadian misalnya statistik kejadian kebakaran pada daerah rumah nasabah.
3.      Reasuransi
Asuransi ini adalah asuransi yang mengasuransikan perusahaan asuransi.

Perusahaan asuransi jiw dan general dapat menjual 2 produkyaitu :
1.      Health
Produk ini bertanggung jawab terhadap kesehatan seseorang seperti jika seseorang sakit dan dirawat di rumash sakit, orang tersebut mendapatkan uang pertanggungan (UP) untuk biaya rawat inap,obat,dll. Dasar dari produk asuransi ini adalah tabel mortalita dan morbilitas.
2.      Personal Accident
Produk ini betangung jawab terhadap seseorang jika terkena cacat. Produk ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam mengasuransikan karyawannya. Misalnya pada saat bekerja terjadi kecelakan terhadap karyawan seperti jari tangannya terputus akibat terkena mesin berat maka karyawan tersebut akan mendapatkan uang petanggungan.

Prinsip yang digunkan dalam asuransi adalah :
a.       Nilai ekonomi
b.      Perjanjian antara UP dan premi
c.       Risk terstruktur
d.      Kesamaan (perlakuan yang sama dalam mendapatkan UP)
e.       Ganti rugi (potensi kerugian)
f.        Beneficiancy (penerima manfaat asuransi)
g.       Tertanggung
h.      Insurable interest
i.         Normal
Perusahaan asuransi harus memiliki hal-hal berikut ini :
  1. Data nasabah atau klien yang akan berhungungana dengan kapan periode penutupan/pertanggungan dan klaim (yang diajukan oleh klien)
  2.  Tabel resiko
  3. Data investasi

Fakto yang mempengaruhi besarnya premi adalah :
  1.  Resiko
  2. Bunga
  3. Loading faktor


Setiap perusahaan asuransi harus memiliki min 40% cadangan solvabilitas dari premi nasabah mereka selama masa pertanggungan masih berlangsung. Dalam UUD risk based capital yang ditentukan adalah sebesar 120% yang terdiri dari dana premi, interest dan capital. Solvabilitas adalah kemapuan untuk membayar kewajiban di masa mendatang. Premi semakin lama semakin meningkat seiring dengan tingginya resiko yang akan ditanggung oleh asuransi. Selama periode yang disepakati masih berlangsung perusahaan asuransi harus tetap memiliki cadangan solvabilitas untuk mengantisipasi sedangkan jika msa berlaku sudah habis cadangan tersebut akan menjadi keuntungan asuransi.

Senin, 04 Maret 2013

Multiplier Bank dan Analisis Jurnal


Multiplier Bank

BANK.....???

Apa sih yang dipikran orang ketika denger kata “bank” ? pasti kurang lebih semua orang jawab kalo bank itu adalah tempat buat nyimpen uang. Yap...bener banget bank itu merupakan lembaga yang berfungsi untuk menyimpan uang kita. Tapi bukan hanya sekedar itu fungsi dari bank, ternyata bank menjadi faktor yang sangat penting dalam perputaran uang di perekonomian (Waaaw keren). Dalam suatu negara bank memiliki peranan dalam perputaran uang di masyarakat. Misalnya uang cash yang ada pada masyarakat terlalu banyak, maka pemerintah melalui bank akan menghimbau masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank. Bagaimana cara bank agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank ??? jawabanya adalah dengan memberikan nilai bunga yang lebih tinggi atau promo-promo hadiah lainnya. Hari gini siapa sih yang gak mau untung ? yah...denger bunga naik dan dapet hadiah pasti jadi pada mau deh nyimpen uangnya di bank.
 
Bunga...????

Pernah tau gak sih kenapa bank bisa kasih kita bunga kalo nyimpen uang disana ? dulu waktu masih kecil nurul berpikiran kalo bank itu baik banget. Kenapa nurul bisa bilang gitu ?? ya gimana gak mau bilang baik kalo bank setiap bulan selalu ngasih uang lebih di tabungan kita. Udah uannya disimpenin trus ditambahin lagi heehee....menyenangkan bukan ???? 
Tapi dalam hati yang seneng melihat buku tabungan yang selalu bertambah setiap bulannya terbesit pertanyaan dalam hati. Gimana cara bank bisa kasih kita bunga yah ??? padahal bank juga punya karyawan yang cukup banyak..uangnya dari mana yahh ??? pertanyaan itu seketika membuat hati yang tadinya seneng berubah menjadi penasaran (lebay). Dan sekarang aku sudah menemukan jawabannya....Yeay! (loncat-loncat)
Jadi bank itu memiliki 3 sumber uang yaitu Deposit, securities dan capital. Deposit terdiri dari 3 jenis yaitu time deposit (deposito), saving deposit yang biasa disebut tabungan dan demand deposit (giro). Sumber dana yang berasal dari deposit ini bisa dimiliki oleh siapa saja, maka dana ini adalah dana masyarakat yang disimpan oleh bank (dana pihak ketiga). Securities adalah dana yang berasal dari pasar modal. Jadi bank menjual obligasi mereka ke pasar modal dan dana dari penjualan obligasi tersebut merupakan salah satu sumber uang yang dimiliki oleh bank.tidak semua orang bisa bertransaksi di pasar modal maka dana yang bersumber dari securities ini disebut sebagai dana pihak kedua. Sumber uang yang terakhir adalah capital. Capital terdiri dari modal disetor, stock (saham) dan laba ditahan. Dari sisi capital adalah dari pemilik bank itu sendiri. Tidak semua orang bisa memiliki bank, maka dana ini biasa disebut dengan dana pihak pertama.
Sebenarnya uang yang benar-benar dimiliki oleh bank adalah uang yang bersumber dari modal disetor, sedangkan yang lainnya adalah uang orang lain. Deposit merupakan sumber uang terbesar karena merupakan uang yang berasal dari masyarakat. Karena hal tersebut bank memiliki kewajiban untuk mengembalikan uang mereka. Tidak hanya mengembalikan uang yang mereka simpan, bank juga hatus memberikan bunga kepada para sumber dana mereka. Sekali lagi pertanyaanya, mengapa harus ada bunga ??? ya klo gak ada bunga gak akan ada yang mau nabung di bank hehehe... biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank tadi disebut dengan biaya dana (cost of fund) atau bisa kita sebut dengan i1. Karena bank harus mengeluarkan biaya dana maka bank harus beroperasi dengan menjual uang yang mereka miliki dengan kredit (loan) kepada masyarakat. Kredit itu sendiri terdiri dari 3 jenis yaitu kredit investasi,komersial dan konsumtif. Dari hasil kredit tersebut bank mendapatkan keuntungan, keuntungan ini kita asumsikan sebagai i2. Karena bank memiliki biaya yang harus dikeluarkan untuk para sumber dana mereka, maka besarnya i2 harus lebih besar dari i1. Selisih yang dihasilkan dari i2 dengan i1 adalah profit untuk bank.
Pemerintah membolehkan bank untuk meminjamkan uang masyarakat yang mereka miliki kepada masyarakat lainnya maksimal sebesar 110%. Artinya jika bank memilki deposit sebesar 100jt maka bank boleh mininjamkan sebesar 110 jt. Pertanyaanya adalah darimana uang 10jt tersebut ??? uang tersebut berasal dari capital. Hal ini dinamakan dengan LDR (Loan to Deposit Ratio). Arti LDR adalah pertama: bank boleh menjadi lembaga multiplier dari dana yang mereka miliki sebesar 10%. Multiplier adalah pengganda, pengganda disini adalah yang tadinya hanya 100jt menjadi 110jt. Kedua : dari setiap uang yang mereka salurkan kepada masyarakat harus melibatkan modalnya sebesar 10%.


Setiap bank harus memiliki uang kas dan memiliki simpanan uang di Bank Indonesia sebesar 8% dari deposit yang mereka miliki. Fungsi memiliki simpanan di BI adalah untuk likuiditas dan kliring. Jika suatu bank tidak memiliki simpanan di BI sebesar 8% maka bank tersebut tidak likuid dan harus ditutup dan tidak boleh ikut kliring. 

Apa itu kling ?????

mari kita ketahui apa itu kliring melalui perumpamaan berikut :


si A memberikan uang kepada B sebesar 10jt dengan menggunakan cek (waw cek). Kenapa si A bisa memiliki cek ?? karena si A menyimpan uangnya di Bank Siti dengan  demand deposit jadi si A berhak menggunakan cek dan bilyet giro. Apa perbedaan keduanya ??? cek dapat dicairkan menjadi uang cash dengan menunjukan cek tersebut kepada bank sedangkan bilyet giro tidak dapat dicairkan melainkan hanya bisa ditransfer ke rekening si penerima (atas nama). Balik lagi ke cerita kita hehe... setelah menerima cek si A, B segera pergi ke Bank Naib untuk mengirimkan nominal cek tersebut ke rekeningnya karena si B merupakan nasabah dari Bank Naib. Maka secara perhitungan Bank siti menghutang kepada Bank naib sebesar 10jt karena si A merupakan nasabah dari bank siti sedangkan si penerima cek yaitu B merupakan nasabah dari bank naib. Antara bank siti dengan bank naib tidak bisa berkomunikasi secara langsung namun harus ada perantara diantara mereka yaitu Bank Indonesia. BI bersedia menjadi perantara mereka dengan syarat mereka harus memiliki simpanan pada BI atau yang disebut dengan rekening koran BI. Misalkan Bank siti dan bank naib memiliki simpanan pada BI masing-masing sebesar 20jt. Maka ketika bank naib ingin menagih uang atas cek yang diberikan oleh bank siti, BI sebagai perantara akan menambahkan simpanan bank naib sebesar 10jt dan mengurangi simpanan bank siti sebesar 10jt. Yap...proses diataslah yang dinamakan kliring.....
Pengiriman uang antar beda bank juga melakukan proses kliring. Misalnya si B mengirimkan uang ke pada si A sebesar 5jt. Maka bank naib sebagai bank yang menyimpan uang si B akan mengirimkan uang kepada bank siti karena A merupakan nasabah dari bank siti. Seperti pada proses pencairan cek, antar bank siti dan naib dihubungkan oleh BI yang menjadi perantara. Maka pada catatan BI saldo bank naib berkurang sebesar 5jt dan saldo bank siti bertambah 5jt.


Ketika bank naib menagih cek sebesar 10jt yang dikirimkan oleh bank siti, maka bank naib dikatakan menerima nota debet keluar yang menyebabkan saldo pada bank naib pada BI bertambah, sedangkan untuk bank siti yang akan mengirimkan uang sebesar 10jt kepada bank naib akan menerima nota debet masuk maka saldo di BI berkurang. Bank naib juga mengalami nota kredit keluar karena harus mengirim uang kepada bank siti sebesar 5jt maka saldo di BI akan berkurang. Sedangkan siti yang mengalami nota kredit masuk saldo pada BI akan bertambah.

Dalam proses kliring pada akhirnya ada yang menang dan ada yang kalah. (koq bisa??? Emang lagi main apa yah ???? )
Jadi yang dikatakan sebagai menang kliring adalah ketika saldo bank pada BI positif atau lebih dari 8% sedangkan yang kalah adalah mereka yang memiliki saldo negatif pada BI. Bank yang memiliki saldo kurang dari 8% di BI maka bank tersebut dikatakan tidak likuid dan harus ditutup. Proses penentuan bank tersebut akan ditutup atau tidak adalah selama 2 minggu hari kerja, jadi ketika saldo mereka di BI tidk mencapai 8% tidak langsung ditutup.
 Ada 2 hal yang mempengaruhi likuiditas di bank yaitu :
  1. Saldo deposit
                Kurva tren saldo deposit

      2.   Saldo kliring


Bagi bank yang memiliki saldo di BI kurang dari 8% untuk menutupi kekurangan tersebut mereka tidak boleh menyetor uang ke BI sebelum 2 minggu. Maka mekanisme yang bisa dilakukan oleh bank tersebut adalah meminjam uang kepada bank yang menang kliring, dan hal tersebut dinamakan call money. bunga dari call money akan dihitung permalam yang tingkat bunganya setara dengan tingkat bunga pertahun.
Bank harus dapat mencari optimasi dalam penggunaan uang yang mereka miliki, apakah akan dialokasikan besar untuk simpanan di BI atau untuk Loan mereka. Karena itu sebuah bank harus memiliki sisem informasi yang baik agar bank tersebut bisa beroperasi dengan baik, memiliki profit yang besar dan meminimalisir resiko yang ditanggungnya.
Dalam sebuah lembaga keuangan (termasuk bank) berlaku hukum bilangan besar (Law of The Large Number). Artinya bank akan memilih 1000 orang dengan nominal perorang Rp1000 daripada ada satu orang yang menabung dengan nominal Rp1.000.000. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir resiko yang mereka tanggung. Jika satu orang dengan 1jt nabung akan tinggi resikonya jika ia mengambil seluruh tabungannya, tetapi jika ada seribu orang yang menabung dengan nominal Rp1000 maka akan sedikit orang yang mengambil tabungannya secara bersamaan. Maka kemungkinan bank mengeluarkan uang cash secara besar bisa diminimalisir.
Bank mendapatkan keuntungan melalui dua cara yaitu :
  1. Melalui produk yang akan mendapatkan spreed 
  2. Melalui jasa yang akan mendapatkan fee contohnya: biaya transfer, kliring, inkaso, ATM, dll

Kapan suatu negara akan mencetak uang ???

Seperti yang kita ketahui iorang yang mencetak uang adalah peruri, sedangkan yang mengedarkan uang adalah Bank Indonesia. Peruri akan mencetak uang untuk saat-sat tertentu contohnya seperti lebaran. Karena yang biasanya perusahaan membutuhkan aung sebsar 150jt untuk menggaji karyawannya namun ketika lebaran harus mengeluarkan uang sebesar 300jt untu biaya gaji dan THR. Tetapi BI juga harus memikirkan jika terlalu banyak uang yang beredar maka harga-harga barang akan semakin tinggi dan akan menyebakan inflasi. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena permintaan akan suatu barang semakin bertambah sedangkan barang yang tersedia jumlahnya tetap, maka akan menyebabkan kenaikan harga yang tinggi. Ketika semakin banya uang yang beredar di masyarakat, bank akan memainkan perannya sebagai tempat pemyimpanan uang. Bank akan melakukan usaha agar masyarakat menyimpan uangnya pada bank, sehingga peredaraan uang bisa dikontrol seperti yang telah dijelaskan di atas.
Sekian pembicaraan kita tentang multiplayer bank, semoga bermanfaat.


Analisis Jurnal 


Judul Jurnal : Euler equations and money market interest rates: A challenge for monetary policy models
Penulis : Matthew B. Canzoneri, Robert E. Cumby, Behzad T. Diba
Universitas : Economics Department, Georgetown University, Washington, DC 20057, USA

Jurnal ini membahas tentang hubungan antara tingkat persamaan Euler dan tingkat uang yang diamati pasar. Model makroekonomi standar menyamakan tingkat pasar uang yang ditargetkan oleh bank sentral dengan tingkat bunga tersirat oleh persamaan konsumsi Euler. Pada jurnal ini penulis menggunakan data AS untuk menghitung suku bunga yang tersirat oleh persamaan Euler berasal dari sejumlah spesifikasi preferensi rumah tangga dan  membandingkan suku  persamaan euler ini  dengan suku pasar uang

Penulis menemukan perilaku tingkat pasar uang berbeda secara signifikan dari tingkat persamaan Euler tersirat. Ini menimbulkan tantangan mendasar untuk model yang menyamakan dua tingkat. Penulis menghitung suku  persamaan Euler tersirat untuk sejumlah spesifikasi preferensi dan  menemukan bahwa mereka sangat berkorelasi negatif dengan suku bunga pasar uang. Penulis juga mendokumentasikan hubungan statistik antara penyebaran suku bunga dan sikap kebijakan moneter dengan dua cara. Pertama,  meregresikan penyebaran pada ukuran standar sikap kebijakan moneter, dan kemudian menghasilkan fungsi respon impuls untuk gejolak kebijakan moneter. Regresi menyiratkan bahwa pengetatan moneter mengurangi penyebaran, dan fungsi impulse respon menyiratkan bahwa pengetatan moneter meningkatkan suku bunga pasar uang dan menurunkan tingkat persamaan Euler. Dalam hal ini, persamaan konsumsi Euler menyiratkan bahwa tingkat bunga riil sebanding dengan pertumbuhan yang diharapkan dari konsumsi riil. Literatur empiris menunjukkan bahwa pengetatan moneter memiliki dampak yang kecil terhadap konsumsi pada kuartal pertama setelah pengetatan. Dalam  beberapa kuartal berikut, konsumsi jatuh lebih cepat sehingga pertumbuhan konsumsi yang diharapkan menurun. Penurunan pertumbuhan konsumsi yang diharapkan akan mengurangi tingkat bunga riil tersirat dengan Euler persamaan. Literatur empiris menunjukkan bahwa suku bunga pasar uang menanggapi dengan berlawanan arah.

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka mendapatkan hasil bahwa suku bunga tersirat oleh penggabungan konsumsi dinamis dan inflasi yang diamati dari
data U.S. dengan persamaan Euler berasal dari beberapa spesifikasi pilihan yang menunjukkan perbedaan perilaku dengan yang mencolok dari suku bunga pasar uang. Pertama, penulis menunjukkan bahwa suku yang disiratkan oleh persamaan konsumsi Euler dan tingkat pasar uang sangat tidak berkorelasi. Sebaliknya, korelasi antara kedua suku sangat negatif, kecuali untuk pilihan yang menyiratkan tingkat persamaan Euler sangat volatile, yang hampir menghilangkan semua korelasi. Hasil ini menimbulkan masalah untuk model makroekonomi standar, yang menyamakan tingkat persamaan Euler dengan tingkat pasar uang.  Selanjutnya penulis menunjukkan bahwa perbedaan antara suku konsumsi tersirat persamaan euler dan suku Federal Funds secara sistematis terkait dengan kebijakan moneter. Hasil kedua menimbulkan masalah yang sangat berat terutama untuk model, seperti model NNS, yang meneliti efek dari kebijakan moneter.