Senin, 04 Maret 2013

Multiplier Bank dan Analisis Jurnal


Multiplier Bank

BANK.....???

Apa sih yang dipikran orang ketika denger kata “bank” ? pasti kurang lebih semua orang jawab kalo bank itu adalah tempat buat nyimpen uang. Yap...bener banget bank itu merupakan lembaga yang berfungsi untuk menyimpan uang kita. Tapi bukan hanya sekedar itu fungsi dari bank, ternyata bank menjadi faktor yang sangat penting dalam perputaran uang di perekonomian (Waaaw keren). Dalam suatu negara bank memiliki peranan dalam perputaran uang di masyarakat. Misalnya uang cash yang ada pada masyarakat terlalu banyak, maka pemerintah melalui bank akan menghimbau masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank. Bagaimana cara bank agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank ??? jawabanya adalah dengan memberikan nilai bunga yang lebih tinggi atau promo-promo hadiah lainnya. Hari gini siapa sih yang gak mau untung ? yah...denger bunga naik dan dapet hadiah pasti jadi pada mau deh nyimpen uangnya di bank.
 
Bunga...????

Pernah tau gak sih kenapa bank bisa kasih kita bunga kalo nyimpen uang disana ? dulu waktu masih kecil nurul berpikiran kalo bank itu baik banget. Kenapa nurul bisa bilang gitu ?? ya gimana gak mau bilang baik kalo bank setiap bulan selalu ngasih uang lebih di tabungan kita. Udah uannya disimpenin trus ditambahin lagi heehee....menyenangkan bukan ???? 
Tapi dalam hati yang seneng melihat buku tabungan yang selalu bertambah setiap bulannya terbesit pertanyaan dalam hati. Gimana cara bank bisa kasih kita bunga yah ??? padahal bank juga punya karyawan yang cukup banyak..uangnya dari mana yahh ??? pertanyaan itu seketika membuat hati yang tadinya seneng berubah menjadi penasaran (lebay). Dan sekarang aku sudah menemukan jawabannya....Yeay! (loncat-loncat)
Jadi bank itu memiliki 3 sumber uang yaitu Deposit, securities dan capital. Deposit terdiri dari 3 jenis yaitu time deposit (deposito), saving deposit yang biasa disebut tabungan dan demand deposit (giro). Sumber dana yang berasal dari deposit ini bisa dimiliki oleh siapa saja, maka dana ini adalah dana masyarakat yang disimpan oleh bank (dana pihak ketiga). Securities adalah dana yang berasal dari pasar modal. Jadi bank menjual obligasi mereka ke pasar modal dan dana dari penjualan obligasi tersebut merupakan salah satu sumber uang yang dimiliki oleh bank.tidak semua orang bisa bertransaksi di pasar modal maka dana yang bersumber dari securities ini disebut sebagai dana pihak kedua. Sumber uang yang terakhir adalah capital. Capital terdiri dari modal disetor, stock (saham) dan laba ditahan. Dari sisi capital adalah dari pemilik bank itu sendiri. Tidak semua orang bisa memiliki bank, maka dana ini biasa disebut dengan dana pihak pertama.
Sebenarnya uang yang benar-benar dimiliki oleh bank adalah uang yang bersumber dari modal disetor, sedangkan yang lainnya adalah uang orang lain. Deposit merupakan sumber uang terbesar karena merupakan uang yang berasal dari masyarakat. Karena hal tersebut bank memiliki kewajiban untuk mengembalikan uang mereka. Tidak hanya mengembalikan uang yang mereka simpan, bank juga hatus memberikan bunga kepada para sumber dana mereka. Sekali lagi pertanyaanya, mengapa harus ada bunga ??? ya klo gak ada bunga gak akan ada yang mau nabung di bank hehehe... biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank tadi disebut dengan biaya dana (cost of fund) atau bisa kita sebut dengan i1. Karena bank harus mengeluarkan biaya dana maka bank harus beroperasi dengan menjual uang yang mereka miliki dengan kredit (loan) kepada masyarakat. Kredit itu sendiri terdiri dari 3 jenis yaitu kredit investasi,komersial dan konsumtif. Dari hasil kredit tersebut bank mendapatkan keuntungan, keuntungan ini kita asumsikan sebagai i2. Karena bank memiliki biaya yang harus dikeluarkan untuk para sumber dana mereka, maka besarnya i2 harus lebih besar dari i1. Selisih yang dihasilkan dari i2 dengan i1 adalah profit untuk bank.
Pemerintah membolehkan bank untuk meminjamkan uang masyarakat yang mereka miliki kepada masyarakat lainnya maksimal sebesar 110%. Artinya jika bank memilki deposit sebesar 100jt maka bank boleh mininjamkan sebesar 110 jt. Pertanyaanya adalah darimana uang 10jt tersebut ??? uang tersebut berasal dari capital. Hal ini dinamakan dengan LDR (Loan to Deposit Ratio). Arti LDR adalah pertama: bank boleh menjadi lembaga multiplier dari dana yang mereka miliki sebesar 10%. Multiplier adalah pengganda, pengganda disini adalah yang tadinya hanya 100jt menjadi 110jt. Kedua : dari setiap uang yang mereka salurkan kepada masyarakat harus melibatkan modalnya sebesar 10%.


Setiap bank harus memiliki uang kas dan memiliki simpanan uang di Bank Indonesia sebesar 8% dari deposit yang mereka miliki. Fungsi memiliki simpanan di BI adalah untuk likuiditas dan kliring. Jika suatu bank tidak memiliki simpanan di BI sebesar 8% maka bank tersebut tidak likuid dan harus ditutup dan tidak boleh ikut kliring. 

Apa itu kling ?????

mari kita ketahui apa itu kliring melalui perumpamaan berikut :


si A memberikan uang kepada B sebesar 10jt dengan menggunakan cek (waw cek). Kenapa si A bisa memiliki cek ?? karena si A menyimpan uangnya di Bank Siti dengan  demand deposit jadi si A berhak menggunakan cek dan bilyet giro. Apa perbedaan keduanya ??? cek dapat dicairkan menjadi uang cash dengan menunjukan cek tersebut kepada bank sedangkan bilyet giro tidak dapat dicairkan melainkan hanya bisa ditransfer ke rekening si penerima (atas nama). Balik lagi ke cerita kita hehe... setelah menerima cek si A, B segera pergi ke Bank Naib untuk mengirimkan nominal cek tersebut ke rekeningnya karena si B merupakan nasabah dari Bank Naib. Maka secara perhitungan Bank siti menghutang kepada Bank naib sebesar 10jt karena si A merupakan nasabah dari bank siti sedangkan si penerima cek yaitu B merupakan nasabah dari bank naib. Antara bank siti dengan bank naib tidak bisa berkomunikasi secara langsung namun harus ada perantara diantara mereka yaitu Bank Indonesia. BI bersedia menjadi perantara mereka dengan syarat mereka harus memiliki simpanan pada BI atau yang disebut dengan rekening koran BI. Misalkan Bank siti dan bank naib memiliki simpanan pada BI masing-masing sebesar 20jt. Maka ketika bank naib ingin menagih uang atas cek yang diberikan oleh bank siti, BI sebagai perantara akan menambahkan simpanan bank naib sebesar 10jt dan mengurangi simpanan bank siti sebesar 10jt. Yap...proses diataslah yang dinamakan kliring.....
Pengiriman uang antar beda bank juga melakukan proses kliring. Misalnya si B mengirimkan uang ke pada si A sebesar 5jt. Maka bank naib sebagai bank yang menyimpan uang si B akan mengirimkan uang kepada bank siti karena A merupakan nasabah dari bank siti. Seperti pada proses pencairan cek, antar bank siti dan naib dihubungkan oleh BI yang menjadi perantara. Maka pada catatan BI saldo bank naib berkurang sebesar 5jt dan saldo bank siti bertambah 5jt.


Ketika bank naib menagih cek sebesar 10jt yang dikirimkan oleh bank siti, maka bank naib dikatakan menerima nota debet keluar yang menyebabkan saldo pada bank naib pada BI bertambah, sedangkan untuk bank siti yang akan mengirimkan uang sebesar 10jt kepada bank naib akan menerima nota debet masuk maka saldo di BI berkurang. Bank naib juga mengalami nota kredit keluar karena harus mengirim uang kepada bank siti sebesar 5jt maka saldo di BI akan berkurang. Sedangkan siti yang mengalami nota kredit masuk saldo pada BI akan bertambah.

Dalam proses kliring pada akhirnya ada yang menang dan ada yang kalah. (koq bisa??? Emang lagi main apa yah ???? )
Jadi yang dikatakan sebagai menang kliring adalah ketika saldo bank pada BI positif atau lebih dari 8% sedangkan yang kalah adalah mereka yang memiliki saldo negatif pada BI. Bank yang memiliki saldo kurang dari 8% di BI maka bank tersebut dikatakan tidak likuid dan harus ditutup. Proses penentuan bank tersebut akan ditutup atau tidak adalah selama 2 minggu hari kerja, jadi ketika saldo mereka di BI tidk mencapai 8% tidak langsung ditutup.
 Ada 2 hal yang mempengaruhi likuiditas di bank yaitu :
  1. Saldo deposit
                Kurva tren saldo deposit

      2.   Saldo kliring


Bagi bank yang memiliki saldo di BI kurang dari 8% untuk menutupi kekurangan tersebut mereka tidak boleh menyetor uang ke BI sebelum 2 minggu. Maka mekanisme yang bisa dilakukan oleh bank tersebut adalah meminjam uang kepada bank yang menang kliring, dan hal tersebut dinamakan call money. bunga dari call money akan dihitung permalam yang tingkat bunganya setara dengan tingkat bunga pertahun.
Bank harus dapat mencari optimasi dalam penggunaan uang yang mereka miliki, apakah akan dialokasikan besar untuk simpanan di BI atau untuk Loan mereka. Karena itu sebuah bank harus memiliki sisem informasi yang baik agar bank tersebut bisa beroperasi dengan baik, memiliki profit yang besar dan meminimalisir resiko yang ditanggungnya.
Dalam sebuah lembaga keuangan (termasuk bank) berlaku hukum bilangan besar (Law of The Large Number). Artinya bank akan memilih 1000 orang dengan nominal perorang Rp1000 daripada ada satu orang yang menabung dengan nominal Rp1.000.000. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir resiko yang mereka tanggung. Jika satu orang dengan 1jt nabung akan tinggi resikonya jika ia mengambil seluruh tabungannya, tetapi jika ada seribu orang yang menabung dengan nominal Rp1000 maka akan sedikit orang yang mengambil tabungannya secara bersamaan. Maka kemungkinan bank mengeluarkan uang cash secara besar bisa diminimalisir.
Bank mendapatkan keuntungan melalui dua cara yaitu :
  1. Melalui produk yang akan mendapatkan spreed 
  2. Melalui jasa yang akan mendapatkan fee contohnya: biaya transfer, kliring, inkaso, ATM, dll

Kapan suatu negara akan mencetak uang ???

Seperti yang kita ketahui iorang yang mencetak uang adalah peruri, sedangkan yang mengedarkan uang adalah Bank Indonesia. Peruri akan mencetak uang untuk saat-sat tertentu contohnya seperti lebaran. Karena yang biasanya perusahaan membutuhkan aung sebsar 150jt untuk menggaji karyawannya namun ketika lebaran harus mengeluarkan uang sebesar 300jt untu biaya gaji dan THR. Tetapi BI juga harus memikirkan jika terlalu banyak uang yang beredar maka harga-harga barang akan semakin tinggi dan akan menyebakan inflasi. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena permintaan akan suatu barang semakin bertambah sedangkan barang yang tersedia jumlahnya tetap, maka akan menyebabkan kenaikan harga yang tinggi. Ketika semakin banya uang yang beredar di masyarakat, bank akan memainkan perannya sebagai tempat pemyimpanan uang. Bank akan melakukan usaha agar masyarakat menyimpan uangnya pada bank, sehingga peredaraan uang bisa dikontrol seperti yang telah dijelaskan di atas.
Sekian pembicaraan kita tentang multiplayer bank, semoga bermanfaat.


Analisis Jurnal 


Judul Jurnal : Euler equations and money market interest rates: A challenge for monetary policy models
Penulis : Matthew B. Canzoneri, Robert E. Cumby, Behzad T. Diba
Universitas : Economics Department, Georgetown University, Washington, DC 20057, USA

Jurnal ini membahas tentang hubungan antara tingkat persamaan Euler dan tingkat uang yang diamati pasar. Model makroekonomi standar menyamakan tingkat pasar uang yang ditargetkan oleh bank sentral dengan tingkat bunga tersirat oleh persamaan konsumsi Euler. Pada jurnal ini penulis menggunakan data AS untuk menghitung suku bunga yang tersirat oleh persamaan Euler berasal dari sejumlah spesifikasi preferensi rumah tangga dan  membandingkan suku  persamaan euler ini  dengan suku pasar uang

Penulis menemukan perilaku tingkat pasar uang berbeda secara signifikan dari tingkat persamaan Euler tersirat. Ini menimbulkan tantangan mendasar untuk model yang menyamakan dua tingkat. Penulis menghitung suku  persamaan Euler tersirat untuk sejumlah spesifikasi preferensi dan  menemukan bahwa mereka sangat berkorelasi negatif dengan suku bunga pasar uang. Penulis juga mendokumentasikan hubungan statistik antara penyebaran suku bunga dan sikap kebijakan moneter dengan dua cara. Pertama,  meregresikan penyebaran pada ukuran standar sikap kebijakan moneter, dan kemudian menghasilkan fungsi respon impuls untuk gejolak kebijakan moneter. Regresi menyiratkan bahwa pengetatan moneter mengurangi penyebaran, dan fungsi impulse respon menyiratkan bahwa pengetatan moneter meningkatkan suku bunga pasar uang dan menurunkan tingkat persamaan Euler. Dalam hal ini, persamaan konsumsi Euler menyiratkan bahwa tingkat bunga riil sebanding dengan pertumbuhan yang diharapkan dari konsumsi riil. Literatur empiris menunjukkan bahwa pengetatan moneter memiliki dampak yang kecil terhadap konsumsi pada kuartal pertama setelah pengetatan. Dalam  beberapa kuartal berikut, konsumsi jatuh lebih cepat sehingga pertumbuhan konsumsi yang diharapkan menurun. Penurunan pertumbuhan konsumsi yang diharapkan akan mengurangi tingkat bunga riil tersirat dengan Euler persamaan. Literatur empiris menunjukkan bahwa suku bunga pasar uang menanggapi dengan berlawanan arah.

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka mendapatkan hasil bahwa suku bunga tersirat oleh penggabungan konsumsi dinamis dan inflasi yang diamati dari
data U.S. dengan persamaan Euler berasal dari beberapa spesifikasi pilihan yang menunjukkan perbedaan perilaku dengan yang mencolok dari suku bunga pasar uang. Pertama, penulis menunjukkan bahwa suku yang disiratkan oleh persamaan konsumsi Euler dan tingkat pasar uang sangat tidak berkorelasi. Sebaliknya, korelasi antara kedua suku sangat negatif, kecuali untuk pilihan yang menyiratkan tingkat persamaan Euler sangat volatile, yang hampir menghilangkan semua korelasi. Hasil ini menimbulkan masalah untuk model makroekonomi standar, yang menyamakan tingkat persamaan Euler dengan tingkat pasar uang.  Selanjutnya penulis menunjukkan bahwa perbedaan antara suku konsumsi tersirat persamaan euler dan suku Federal Funds secara sistematis terkait dengan kebijakan moneter. Hasil kedua menimbulkan masalah yang sangat berat terutama untuk model, seperti model NNS, yang meneliti efek dari kebijakan moneter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar