Minggu, 07 April 2013

Tahapan dalam Perusahaan Asuransi Jiwa


Tahapan dalam Perusahaan Asuransi Jiwa


Pada asuransi terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu :
ü  Tahap 0 : Prospek
Prospek adalah proses pencarian potential customer (nasabah potensial) dari data hasil market research (riset pasar) untuk mengikuti program asuransai yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi. Biasanya proses ini dilakukan oleh agen asuransi atau cabang. Agen asuransi biasanya berada diluar dari perusahaan asuransi, mereka tergabung dalam suatu agency. Meskipun demikian seorang agen tidak boleh memasarkan produk asuransi dari dua perusahaan (double agent) dan mereka wajib memiliki sertifikasi. Pendapatan seorang agen tidak berasal dari gaji tetapi komisi. Sehingga mereka harus mendapatkan nasabah agar menerima komisi. Sedangkan cabang merupakan bagian dari perusahaan asuransi itu sendiri. Pada asuransi general terdapat istilah broker yaitu orang yang membantu nasabah dalam memilih program asuransi yang tepat untuk dirinya.

ü  Tahap 1 : SPAJ
SPAJ adalah Surat Pengajuan Asuransi Jiwa. SPAJ harus dimiliki oleh seseorang yang mengikuti asuransi jiwa. Dalam SPAJ harus terdapat :
§  Nama tertanggung, pemegang polis, dan beneficiary
§  Status seperti hubungan keluarga, pekerjaan dan tingkah laku
§  Usia
§  Alamat
§  Premi yang dibayarkan
§  UP yang diterima
§  Program asuransi yang diikuti

Antara pemegang polis, tertanggung dan beneficiary harus memiliki hubungan / kaitan / kepentingan yang disebut dengan Insurable interest.






Contoh kasus :
Ayah adalah tertanggung sekaligus pemegang polis yang harus membayarkan premi kepada penanggung (perusahaan asuransi). Jika ayah meninggal maka UP akan diberikan oleh Ibu (Istri). Maka ibu adalah seorang beneficiary. Apabila dalam waktu yang sama ibu juga meninggal maka akan diberikan kepada anak pertama, kedua, dst. Jika mereka semua juga meninggal, maka UP akan diberikan oleh paman dari keluarga ayah.

ü  Tahap 2 : Underwriting (Analisis resiko)
Underwritting adalah proses menganalisa resiko yang terjadi berdasarkan data-data pada SPAJ. Tahapan ini juga memiliki data yang paling banyak diantaranya adalah :
§  Data nasabah
§  Tingkat kematian
§  Tingkat bunga
§  Alternatif investasi
§  Klaim historis
§  Populasi
§  Perilaku nasabah

ü  Tahap 3 : Pricing and valuasi (Actuary)
Tahp ini merupakan tahap yang paling tersulit karena harus menentukan berapa cadangan yang harus dimiliki perusahaan dari banyaknya program asuransi yang dimiliki perusahaan tersebut. Tahap ini dikatakan sulit karena harus menentukan cadangan dari nilai premi yang berbeda, UP yang berbeda dan program yang berbeda pula dari keberagaman nasabah yang dimiliki.

ü  Tahap 4 : Financing and reporting
Tahap ini adalah untuk menentukan penetapan cadangan. Regulasi pemerintah mengatakan bahwa Risk Based Capital suatu perusahaan asuransi adalah sebesar 120% yang berasal dari cadangan ditambah modal. Perusahaan asuransi juga harus memiliki cadangan min 40% dari premi. Cadangan ini juga bisa dihasilkan dari invesatasi dn perusahaan harus tahu berapa yang harus diinvestasi dan kapan jatuh temponya.

ü  Tahap 5 : Maintenance dan service
Hasil dari tahap ini dapat digunakan untuk tahap prospek dan underwriting, karena tahap ini banyak menyimpan data-data mengenai nasabah yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk melakukan prospek dan underwriting.

Maka secara keseluruhan suatu sistem infoemasi asuransi jiwa adalah sebagai berikut:







Rabu, 03 April 2013

Insurance Simulation


Kelompok Sistem Informasi Asuransi :
Ardo Rama Wijaya, Nurul Ardianingsih, Robby Matheus Gultom, Rizka Fajriah, Windy Dwiparaswati



  • Prinsip dasar asuransi jiwa adalah harus berdasar pada prakiraan yang akurat tentang mortalita, misalnya rata-rata jumlah kematian yang akan terjadi setiap tahun dalam setiap kelompok usia. Kompilasi statistika dilakukan selama bertahun-tahun akan menunjukkan jumlah dan kapan (usia) orang umummnya diperkirakan meninggal, Hasil kompilasi statistika ini akan menjadi tabel mortalita yang menggambarkan laju kematian setiap usia.
  • Term Life Insurance
    Pada Kasus I :
    Terdapat 1090 jumlah wanita dengan rata-rata usia 45 tahun, yang akan diberikan Uang Pertanggungan sebesar Rp 10.000 selama periode 15 tahun dengan pembayaran premi selama 10 tahun. Artinya, akan dihitung selama periode 15 tahun, dari rata-rata usia 45 tahun sampai 59 tahun.
    Untuk menghitung premi yang dibayarkan setiap 1 orang per tahunnya adalah :

    UP * max. Jmlh probabilitas kematian : (1+min. suku bunga) : jml. Anggota

    Berarti :Rp 10.000 * 9 : (1+0.06) : 1090 = Rp 77.90 /orang per tahun.

    Untuk mengetahui probabilitas kematian seseorang dapat dilihat pada Tabel Mortalita Indonesia tahun tertentu, dengan melihat usia seseorang pada tahun tersebut dan jenis kelamin seseorang. 


    Fungsi f(x) diperlakukan sebagai kewajiban, artinya perusahaan harus menyimpan jumlah uang cadangan sebagai hutang dalam neraca, bukan kekayaan. Uang ini merupakan dana yang disisihkan untuk meyakinkan pemilik polis bahwa terdapat dana tersedia untuk pembayaran manfaat asuransi.

    Sehingga dapat dibentuk tabel seperti berikut :




Keterangan :


  • Tahun : periode pertanggungan ( dari usia 45-59 tahun)
  • Probabilitas : Diambil dari tabel mortalita                                                 
  • Jumlah Kematian : nilai probabilitas kematiaan * jumlah anggota                                                  
  • UP Tertanggung : nilai UP * banyaknya jumlah kematian                                            
  • Sisa Anggota : selisih jumlah anggota dengan jumlah kematian                                           
  • Premi : jumlah uang yang harus dibayarkan nasabah kepada perusahaan asuransi per tahun sampai dengan 10 tahun         
  • Premi terkumpul : jumlah premi*sisa anggota                                                    
  • Bunga : jumlah bunga hasil dari investasi premi yang terkumpul
  • Keuntungan investasi : bunga yang didapat * premi yang terkumpul                                            
  • F(x) : jumlah cadangan yang harus dimiliki perusahaan setiap tahun                 
    • F(I) = premi yang terkumpul*bunga                     
    • F(II) = premi yang terkumpul * F(I)                       
  • F(y) :sisa cadangan jika perusahaan mengeluarkan UP tertanggung sesuai dengan jumlah probabilitas kematian setiap tahun


  • Endowment Insurance (Dwiguna) 
    Suatu asuransi dwiguna menjanjikan untuk membayar sejumlah uang bila tertanggung meninggal dalam jangka polis, atau sejumlah uang pada akhir masa pertanggungan bila tertanggung masih hidup.

    Selanjutnya Kasus II :

    Terdapat 1090 jumlah wanita dengan rata-rata usia 45 tahun, yang mengikuti asuransi selama periode 15 tahun. Jika wanita tersebut meninggal dalam periode 10 tahun, maka akan diberikan Uang Pertanggungan sebesar Rp 10.000 , dan mereka harus membayar uang premi selama periode 10 tahun. Jika wanita tersebut tetap hidup dalam periode 10 tahun, maka akan diberikan 10% dari UP (yaitu sebesar Rp 1.000). Pada tahun ke-12 akan diberikan 20% dari UP, dan tahun ke-14 akan diberikan 30% dari UP. Perhitungan ini akan dihitung selama periode 15 tahun, dari rata-rata usia 45 tahun sampai 59 tahun.

    Untuk perhitungan biaya premi, sama dengan kasus I yaitu Rp  Rp 77.90 /orang per tahun

    Maka dapat dilihat dari tabel :



Keterangan :

  • Tahun : periode pertanggungan ( dari usia 45-59 tahun)
  • Probabilitas : Diambil dari tabel mortalita
  • Jumlah Kematian : nilai probabilitas kematiaan * jumlah anggota
  • UP Tertanggung : nilai UP * banyaknya jumlah kematian
  • Sisa Anggota : selisih jumlah anggota dengan jumlah kematian
  • Premi : jumlah uang yang harus dibayarkan nasabah kepada perusahaan asuransi per tahun sampai dengan 10 tahun
  • Premi terkumpul : jumlah premi * sisa anggota
  • Bunga : jumlah bunga hasil dari investasi premi yang terkumpul
  • Keuntungan investasi : bunga yang didapat * premi yang terkumpul
  • F(x) : jumlah cadangan yang harus dimiliki perusahaan setiap tahun
    • F(I) = premi yang terkumpul * bunga
    • F(II) = premi yang terkumpul * F(I)
  • F(y) : sisa cadangan jika perusahaan mengeluarkan UP tertanggung sesuai dengan jumlah probabilitas kematian setiap tahun dan mengeluarkan uang pertanggungan untuk yang masih hidup



Senin, 01 April 2013

Cadangan Klaim Perusahaan Asuransi Jiwa



Cadangan Klaim Perusahaan Asuransi Jiwa

Apa sih yang kalian ketahui tentang asuransi jiwa ???
Asuransi jiwa adalah salah satu jenis asuransi yang bertanggung jawab atas jiwa para nasabahnya. Jenis dari asuransi jiwa ada tiga yaitu asuransi jiwa berjangka (term life), endowment, dan dwiguna. Penjelasan dari ketiga jenis tersebut sudah saya jelaskan pada postingan sebelumnya.
Nasabah yang mengikuti program asuransi jiwa dikenakan biaya premi sampai periode tertentu, dan akan mendapatkan UP (uang pertanggungan) jika syarat dari jenis asuransi yang mereka pilih terpenuhi.  Karena setiap jenis asuransi jiwa memiliki syarat-syarat tersendiri.
Pada penjelasan ini saya akan menggunakan jenis asuransi jiwa berjangka (term life). Untuk jenis asuransi ini perusahaan akan memberikan UP kepada nasabah jika nasabah tersebut meninggal pada periode yang telah ditentukan.
Contoh :
Sebuah perusahaan asuransi jiwa menetapkan periode untuk para nasabahnya membayar premi adalah 10 tahun, dan periode perusahaan asuransi untuk bertanggung jawab pada jiwa nasabah adalah 15 tahun. Usia nasabah saat mengikuti asuransi jiwa ini adalah 40 tahun, maka perusahaan asuransi akan bertanggung jawab terhadap nasabah tersebut sampai usia 55 tahun. Misalnya kemungkinan kematian nasabah tersebut adalah berkisar anatara usia 50-55 tahun. Maka periode tersebut dinamakan periode high risk bagi perusahaan asuransi. Karena perusahaan harus menyiapkan UP yang akan diberikan kepada nasabah tersebut.

Maka setiap perusahaan asuransi harus memiliki cadangan klaim yaitu cadangan uang yang harus diberikan kepada nasabah jika nasabah tersebut meninggal. Grafik dari cadangan klaim yang harus dimiliki perusahaan asuransi adalah sebagai berikut :

Premi yang sudah dibayarkan oleh nasabah akan dialokasikan oelh perusahaan asuransi untuk diinvestasikan. Fungsi agar perusahaan memiliki cadangan untuk membayarkan UP kepada nasabah.
Hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan asuransi untuk menyiapkan cadangan yang mereka harus miliki adalah
a.       Seberapa besar cadangan yang harus mereka miliki
b.      Seberapa besar bunga dari investasi dan jumlah investasi yang harus mereka dapatkan
Karena dana premi yang diberikan oleh nasabah akan diinvestasikan, maka perusahaan asuransi harus mengetahui :
a.       Informasi suku bunga
b.      Bentuk asuransi, bentuk asuransi ada dua yaitu : personal dan kelompok.
Untuk bentuk kelompok maka harus dicari dahulu rata-rata usianya untuk menentukan periode pertanggung jawaban.
c.       Memiliki program asuransi
Asuransi itu costumize yaitu menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan keadaan pelanggan, jadi tidak baku meskipun asuransi telah memiliki ketentuan-ketentuan. Ketentuan-ketentuan tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Berikut ini saya akan akan memberikan contoh lain tetapi dengan jenis asuransi yang berbeda yaitu asuransi jiwa dwiguna.
Contoh :
·         Asuransi ini berbentuk group dengan 10 orang anggota
·         UP = 10 jt
·         Premi = Rp 500.000,-/tahun
Asuransi jiwa dwiguna adalah asuransi yang akan memberikan UP kepada nasabah yang meninggal pada periode tertentu, dan bagi nasabah yang tidak meninggal akan mendapatkan seberapa persen dari UP.
Misalkan perusahaan asuransi akan bertanggung jawab selama 15 tahun dan jika dalam waktu periode 10 tahun nasabah itu meninggal, maka akan mendapatkan UP sebesar 10 juta. Sedangkan jika nasabah tersebut masih hidup lebih dari 10 tahun, maka akan mendapatkan 10% dari UP. Di tahun ke 12 akan mendapatkan 20% dari UP dan tahun ke 14 akan mendapatkan 30% dari UP.

Grafiknya adalah
Investasi dilakukan oleh pihak perusahaan asuransi untuk menutupi gap antara dana premi dengan cadangan yang harus disediakan untuk membayar UP kepada nasabah yang masih hidup dalam periode yang telah ditentukan. Jenis investasinya adalah obligasi dan capital gain.
Grafik di atas tidak dimulai dari angka 0 karena saat ingin memulai asuransi, nasabah harus memberikan dana premi sebesar Rp500.000,- perorang. Karna ini merupakan kelompok, maka dana yang terkumpul 5jt.
Uang yang terkumpul pada perusahaan asuransi dapat digambarkan sebagai berikut :

Pada tahun 1 yang digambarkan dengan F(I) adalah sepenuhnya hanya uang premi yang terkumpul. Tahun ke 2 yang digambarkan dengan F(II) uang yang ada pada perusahaan asuransi adalah uang premi dan  bunga dari hasil investasi uang premi pada tahun ke 1. Begitu seterusnya sampai tahun ke 10.
Diasumsikan bahwa pada tahun ke-3 tingkat kematian tinggi, maka cadangan pada tahun ke 1 dan 2 harus disisihkan untuk resiko dalam membayar UP. maka gambaran uang premi yang dikelola oleh perusahaan asuransi adalah :
Pembentukan cadangan klaim dinamakan dengan actuary. Faktor-faktor pembentukan cadangan klaim adalah premi, investasi, UP dan risk. Premi juga dialokasikan untuk komisi agen asuransi dan biaya operasional.  Gambarannya dalah seperti di bawah ini :


Berikut ini adalag Grafik untuk asuransi term life
·         Ada 10 orang dalam satu kelompok
·         Premi 1 jt
·         UP = 10 jt


Misalnya dalam waktu 10 tahun periode hanya ada 1 orang yang meninggal, maka perusahaan hanya akan mengeluarkan uang sebesar 10jt. Sedangkan cadangan mereka ada 100 juta. Sisa dana cadangan tersebut nantinya akan menjadi milik perusahaan asuransi dan ditambah dengan bunga dari investasi dana premi tersebut.









 






Sabtu, 09 Maret 2013

Analisis Jurnal Sistem Informasi Asuransi dan Agen


Analisis Jurnal Sistem Informasi Asuransi

Application of Information Systems in Electronic Insurance
Hojat Ahmadi dan Payman Salami
Department of Agricultural Machinery Engineering, Faculty of Boisystems Engineering, University of Teheran, Karaj, Iran

Sistem Informasi dan beberapa perangkat lunak aplikasi merupakan hal yang sangat penting untuk mengembangkan asuransi elektronik. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menentukan dan menyelidiki Sistem Informasi dan perangkat lunak yang efektif untuk pengembangan asuransi elektronik. Parameter asuransi elektronik yang menjadi bahan pertimbangkan dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan, sumber daya manusia, keuntungan pelanggan, layanan pelanggan meningkat, informasi pelanggan terpadu, informasi pelanggan agar terintegrasi, standarisasi proses pendaftaran, kecepatan proses pendaftaran, kontak pelanggan, dan managemen pendaftran elektronik.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mencari tahu mana parameter  teknologi informasi yang lebih penting dalam pengembangan pendaftaran organisasi dan lebih efektif untuk meningkatkan manajemen registrasi organisasi elektronik. Untuk mengetahui hal tersebut penulis membuat kuesioner dan mendistribusikannya. Responden  dalam penelitian ini adalah pelanggan, pekerja dan managemen dari perusahaan asuransi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ERP dapat menerapkan efek yang luar biasa dalam proses aturan pendaftaran. CRM membantu perusahaan asuransi dalam menggunakan teknologi dan sumber daya manusia untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku pelanggan dan nilai pelanggan tersebut. DSS dapat membantu manajer dalam mengambil keputusan yang baik tentang kualitas layanan mereka dan juga meningkatkan manajemen pendaftaran elektronik. MIS memiliki efek yang lebih pada informasi pelanggan terpadu dan informasi order pelanggan terpadu. EDI memungkinkan kita untuk mengirim dan menerima informasi setiap saat sehingga perusahaan mampu berkomunikasi dengan cepat dan efisien. Internet adalah parameter yang paling efektif pada pengembangan aturan pendaftaran. Aplikasi database lebih berguna untuk mengintegrasikan informasi pelanggan. Beradarkan dari hasilnya jaringan sangat efektif untuk mempercepat proses pendaftaran dalam perusahaan asuransi. Menurut hasil penelitian ini, parameter teknologi informasi seperti ERP, eCRM, EDI, DSS, dan parameter lainnya dapat meningkatkan pengembangan pendaftaran. Beberapa keunggulan teknologi informasi terhadap pengembangan perusahaan asuransi adalah pengurangan biaya secra otomatis dengan pengenalan, verifikasi, dan pengintegrasian transaksi berbasis kertas ke dalam aplikasi.  
  • Menghapus kesalahan manual dari dokumen penting. 
  • Automatisasi dua cara dalam pencocokan dukumenuntuk memastikan bahwapesanan pelangganyangditerima dicocokan secara benar dengansistem yang melayani pesanan
  • Data dikenali dan dikonversi ke format lain seperti XML, flat file, file aplikasi, dll untuk diintegrasikan dengan aplikasi back-end, secara otomatis mengirimkan pemberitahuan perubahan, pengakuan, atau pemberitahuan lainnya.
  • Meningkatkan pelayanan pelanggan karena mengotomatisasi pesanan yang hilang dan solusi penundaan global yang dapat dengan mudah memahami bahasa yang berbeda dan elemen transaksi regional.
  • Mengintegrasikan informasi pelanggan.
  • Mengintegrasikan informasi pesanan pelanggan
  • Standarisasi dan mempercepat proses pendaftaran.
  • Standarisasisumber daya manusia(SDM) dalam organisasipendaftaran.







Analisis Jurnal Agen Asuransi


Analisis Dependensi Tempramen dengan Prestasi Kerja Agen Asuransi : 
(Studi Kasus pada Perusahaan Asuransi Jiwa Panin Life Cabang Surabaya)

Eddy M. Sutanto dan Anang Yulianto
Universitas Kristen Petra, Surabaya

Paper ini menjelaskan mengenai keterhubungan antara temperamen yang dimiliki oleh agen di perusahaan Asuransi Jiwa Panin Life  cabang surabaya dengan prestasi kerja yang mereka hasilkan. Seperti yang diketahui pertumbuhan perusahaan asuransi di indonesia sangat pesat sekali dan hal ini menyebabkan persaingan yang ketat antar perusahaan asuransi. Untuk dapat bertahan dan tidak ketinggalan dengan yang lain, perusahaan-perusahaan asransi memperbaiki kedudukannya dengan cara perbaikan produk, peningkatan pelayanan (service) kepada nasabah, serta penarika agen (recuitment) atau sales people/agent sebanyak mungkin dalam mencapai tujuan perusahaan. Agen merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan penjualan produk asuransi, karena agen yang berkomunikasi langsung dengan prospek atau nasabah. Dalam memasarkan polis kepada prospek atau nasabah agen melakukan komunikasi dua arah kepada mereka sehingga agen dapat mengamati dan menemukan mimpi yang didambakan oleh nasabah atau prospek sehingga dapat membantu dalam memilih yang sesuai dengan keinginan mereka.  Lebih kurang 80% komunikasi yang dilakukan oleh agen dengan nasabah bersifat wawancara (interview). Dalam hal ini kemampuan masing-masing agen tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa besar sekali ketergantungan antara agen dengan perusahaan. Begitu pentingnya agen bagi perusahaan asuransi, maka dibutuhkan ketermpilan yang dilatarbelakangi tempramen atau ampilan tingkah laku dalam memasarkan polis asuransi demi tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu dalam jurnal ini yang menjadi fokus penelitian adalah pakah temperamen atau tampilan tingkah laku agen memiliki ketergantungan dengan prestasi kerjanya.­­­

Menurut LaHaye (1971) terdapat empat temperamen dasar yang mendasari tingkah laku seseorang yaitu sanguin, kolerik, melankolik dan flegmatik. Dari empat temperamen dasar tersebut terdapat 12 jenis perpaduan antara lain : sanguin-kolerik, sanguin-melankolik, sanguin-flegmatik, kolerik-sanguin, kolering-flegmatik, kolerin-melankolik, flegmatik-sanguin, flegmatik-melankolik, flekmatik-kolerik, melankolik-sanguin, melankolik-kolerik, melankolik-flegmatik.

Sample yang digunakan dalam jurnal ini adalah agen yang masih aktif pada PT Asuransi Jiwa Panin Life sebanyak 110 orang. Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara baik secara terstruktur (kuesioner) maupun tidak terstruktur (mengajukan pertanyaan langsung kepada instruktur dari perusahaan). Proses pengolahan data penulis menggunakan alat uji statistik Chi Square untuk menganalisis dependensi antara temperamen agen dengan prestasi kerjanya.

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan 110 responden menunjukan bahwa agen pria (65,5%) lebih banya dibandingkan agen wanita (34,5 %). Di samping itu agen pria lebih berprestasi dibanding dengan agen wanita, hal ini disebabkan agen pria lebih tahan mental dibanding agen wanita. Penelitian menunjukan bahwa agen yang bertemperamen sanguin (405) lebih banya dibanding agen yang bertempramen kolerik (30%), flagmatik (15%), dan melankolik (15%). Di samping itu agen yang bertemperamen sanguin lebih berhasil dibanding dengan yang bertemperamen kolerik, flagmatik dan melankolik. Hal ini disebabkan agen yang bertemperamen sanguin sesuai dengan sifat dari pekerjaan itu sendiri yang memeperlihatkan ciri-ciri atau tampilan yang handal dan pantang menyerah di dalam mendukung pekerjaan agen itu sendiri di dalam menawarkan polis kepda nasabah. Dari analisis dapat diketahui bahwa kategori temperamen sanguin, yang telah berhasil adalah sanguin-kolerik. Hal ini disebabkan agen yang memiliki ciri-ciri sanguin-kolerik adalah agen yang pandai berbicara, hangat, pantang menyerah, dan handal sesuai dengan pekerjaannya itu sendiri yang membutuhkan tantangan khusus bagi agen dalam hal mencapai prestasi untuk meningkatkan karir agen itu sendiri.

Asuransi



ASURANSI

Kita mulai pembahasan kali ini dengan ilustrsi berikut :
Ada 10 orang berkumpul dan mereka memiliki kesepakatan jika diantara mereka ada yang meninggal dunia maka orang yang meninggal tersebut akan mendapatkan uang sebesar Rp 100.000,-. Untuk menghasilkan uang Rp 100.000,- tersebut mereka masing-masing menggumpulkan uang sebesar Rp10.000,-.  Jika pada suatu hari salah satu diantara mereka meninggal maka orang tersebut akan mendapatkan Rp100.000,-. Maka anggota yang tersisa adalah 9 orang. Balik lagi kepada kesepakatan awal setiap ada anggota yang meninggal maka akan diberikan uang sebesar Rp100.000,-. Masalah yang dihadapi saat ini adalah bagaimana bisa mendapatkan uang Rp100.000,- jika anggota yang tersisa hanya 9 orang (Rp90.000,-). Apakah harus menambah iuaran yang dikeluarkan ? jika hal ini terjadi maka tidak adil bagi anggota yang terakhir meninggal. Lalu, bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut ??
Jalan keluarnya adalah dengan menarik orang untuk mengelola uang yang mereka kumpulkan agar tetep menjadi R 100.000,- meskipun anggota yang ada kurang dari 10 orang. Kita katakan saja orang yang akan mengelola uang tersebut adalah Siti. Permasalahannya adalah bagaimana siti bisa mendapatkan uang Rp 100.000,- jika ada anggota yang meninggal ? jawabnnya adalah siti akan menginvestasikan uang yang terkumpul. Siti akn menginvestasikan uang yang terkumpul dengan bunga yang besar.
Untuk kasus diatas bisa kita katakan siti seperti perusahaan asuransi yang akan memberikan sejumlah uang dengan nominal tertentu kepada anggota ketika ada yang meninggal dunia. Uang Rp 10.000,- yang dikumpulkan oleh setiap anggota disebut denga premi dan uang Rp 100.000,- yang diberikan merupakan uang pertanggungjawaban (UP).

Mari kita jelaskan mengenai asuransi dengan gambaran seperti cerita di bawah ini :


Ada 10 orang berkumpul dan ada satu orang yang mengelola mereka bernama Siti (Siti terus kayak gak ada yg lain yah..hehe). yap siti ni adalah yang mengelola uang yang 10 orang tadi keluarkan. Dalam jangka 1 tahun mereka mengeluarkan uang masing-masing Rp 10.000,-. Uang ini disebut denga premi dan bunga yang akan diberikan adalah sebesar 10%. Perjanjiannya adalah jika dalam satu tahun dari 10 orang yang telah membayarkan premi ini ada yang meninggal dunia, maka siti akan memberikan uang sebesar 10.000+ (10% * 10.000)= Rp 22.000,-. Orang yang menentukan besarnya uang pertanggung jawaban yang akan diterima adalah aktualis dan prosesnya dinamakan aktualia. Uang yang terkumpul pada siti adalah sebesar Rp 100.000 (10 orang). Kemungkinan uang yang akan dikeluarkan siti adalah sebesar Rp 220.000,-. Kenapa bisa sebesar itu ???? ya karena siti bersiap-siap jika seluruh anggota atau kesepuluh orang tersebut meninggal dalam waktu satu tahun, maka siti harus menyiapkan uang untuk seluruh anggota. Bagaimna siti mendapatkan uang Rp 220.000,- dari uang yang terkumpul sebanyak Rp100.000,- ? yap...investasi merupakan jalan terbaik untuk mendapatkan uang lebih. Besarnya uang pertanggung jawaban yang akan diberika oleh siti berdasarkan tabel mortalita. Tabel mortalita adalah tabel yang mejelaskan kemungkinan meninggalnya seseorang yang dipengaruhi oleh beberpa faktor. Faktor yang menjadi bahan perhitungan untuk tabel mortalita adalah usia, ekonomi, pola hidup, kesehatan, jenis kelamin, hobi, pekerjaan dan culture. Proses dari pertimbangan faktor-faktor tersebut menjadi persentase kemungkinan meninggalnya seseorang adalah dinamakan dengan underwriting. Dalam kasus ini persentase probability kematian adalah 10%. Maka bisa diramlkan bahwa kemungkinan ada 1 orang yang meinggal dalam periode 1 tahun tersebut. seperti yang telah kita ketahui, siti melakukan investasi untuk mendapatkan uang, bunga dari investasi tersebut adalah sebesar 6%. Maka dari bunga tersebut siti akan memiliki uang sebesar Rp106.000,-.
Berdasarkan tabel mortalita maka akan hanya ada 1 dari 10 orang yang kan meninggal dalam periode 1 tahun tersebut, maka siti hanya perlu membayar Rp 22.000,-. Sedangkan siti memiliki uang sebesar Rp 106.000,- dari hasil investasi. Selisih antara uang yang dimiliki siti dengan uang yang harus dikeluarkan siti adalah sebesar Rp84.000,-. Selisih ini akan menjadi keuntungan untuk siti atau bisa diberikan kepada nasabah yang tidak meninggal dengan nominal tertentu, keputusan ini berdasarkan perjanjian antara siti dengan nasabah.
Hal-hal yang harus diketahui sebuah perusahaan asuransi adalah :

  • Future Value (Nilai masa depan uang) dan Present Value (Nilai uang sekarang)Pada tahun 1992 uang Rp 10.000,- bisa membeli 10 kaleng kerupuk, sedangkan pada saat ini (tahun 2013) dengan uang Rp 10.000,- hanya dapat membeli 20 buah kerupuk. Ilustrasi tersebut dapat menggambarkan bahwa niali suatu uang bisa berbeda antara saat ini dan masa depan.





    Jadi ketika suatu perusahaan asuransi ingin menawarkan jasa asuransinya kepada nasabah, mereka harus mengetahui/menghitung nilai future dan present value dari uang agar mereka bisa memperkirakan berapa besar premi dan UP yang akan ditawarkan.

  • Risk (Resiko)

    Perusahaan asuransi juga harus menghitung dan mengetahui resiko dari asuransi yang mereka tawarkan, sehingga mereka dapat memperkirakan langkah yang harus mereka ambil untuk meminimalisir resiko tersebut.
    Ilustrasi :Ada 1000 orang tua yang mengansurasikan anak mereka yang masih berusia 0 tahun. Asuransinya adalah jika dalam 1 tahun anak mereka meninggal maka mereka akan mendapatkan uang pertanggungjawaban dari pihak asuransi. Misalkan dalam satu tahun tersebu yang meninggal sebanyak 100 bayi maka yang berhasil hidup sebanyak 900 bayi. Maka dapat diketahui bahwa angka mortalita (kematian) yang terjadi adalah sebanyak 0.1/mill (mill= 1000) sedangkan Morbility (Kehidupan) sebesar 0.9/mill. Rumus yang digunkan untuk mencari kemingkinan-kemungkinan tersebut adalah:





    Jika ketika ada bayi yang meninngal dalam periode 1 tahun tersebut UP yang diinginkan oleh nasabah sebesar Rp 100.000,- maka premi yang harus ditetapkan oleh perusahaan asuransi adalah sebesar :

    UP x angka mortalita = Rp100.000,- x 0.1 = Rp 10.000,-

    Sedangkan jika perjanjiannya diubah menjadi jika dalam 1 tahun tersebut bayi mereka tetap hidup, maka perusahaan asuransi harus membayar UP sebasar RP100.000,-. Premi yang harus ditetapkan oleh perusahaan asuransi adalah sebesar:


    UP x angka morbility = Rp100.000,- x 0.9 = Rp 90.000,-


    Mengapa premi untuk perjanjia yang kedua lebih besar dari yang pertama ??? karena kemungkinan bayi yang hidup lebih besar daripada bayi yang  meninggal, jadi resiko yang akan ditanggung akan lebih besar juga. Sehingga premi untuk perjanjian kedua jauh lebih besar dari yang pertama.
  •  Biaya operasional (loading factor)


Loading factor = persentase x mortality (tingkat kematian)
Atau
Loading factor = persentase x  morbility (tingkat kehidupan)



Motivasi untuk menggunakan asuransi bagi golongan bellow the line adalah untuk meningkatkan kemampuan ekonomi, sedangkan untuk golongan makmur adalah untuk menjaga kemampuan ekonomi. Ada persamaan diantara kedua golongan ini yaitu sama-sama menggunakan kata kemampuan ekonomi. Kemampuan ekonomi diukur dengan uang.

Ada beberapa jenis asuransi yaitu :
1.      Asuransi jiwa (life)
Asuransi ini bertanggung jawab atas hidup dan matinya seseorang. Yang menjadi dasar dari asuransi ini adalah tabel mortalita. Asuransi ini dibagi lagi menjai :
·         Jiwa berjangka (term life)
Asuransi ini akan memberikan UP ketika orang tersebut meninggal dalam periode yang telah disepakati sebelumnya. Tetapi jika orang tersebut tetap hidup sampai batas periode berakhir maka tidak akan mendapatkan apa-apa.
·         Endowment
Asuransi ini kebalikan dari jiwa berjangka yaitu ketika orang tersebut masih hidup sampai batas waktu berakhir, maka orang tersebut akan mendapatkan uang. Jika orang tersebut meninggal tidak akan mendapatkan apa-apa.
·         Dwiguna
Asuransi ini akan memberikan uang kepada nasabah baik nasabah tersebut meninggal maupun tetap hidup.

2.      General
Asuransi ini bertanggung jawaab terhadap harta benda seseorang seperti kendaraan, properti dan resiko bisnis. Yang menjadai dasar bagi jenis asuransi ini adalah data statistik kejadian misalnya statistik kejadian kebakaran pada daerah rumah nasabah.
3.      Reasuransi
Asuransi ini adalah asuransi yang mengasuransikan perusahaan asuransi.

Perusahaan asuransi jiw dan general dapat menjual 2 produkyaitu :
1.      Health
Produk ini bertanggung jawab terhadap kesehatan seseorang seperti jika seseorang sakit dan dirawat di rumash sakit, orang tersebut mendapatkan uang pertanggungan (UP) untuk biaya rawat inap,obat,dll. Dasar dari produk asuransi ini adalah tabel mortalita dan morbilitas.
2.      Personal Accident
Produk ini betangung jawab terhadap seseorang jika terkena cacat. Produk ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam mengasuransikan karyawannya. Misalnya pada saat bekerja terjadi kecelakan terhadap karyawan seperti jari tangannya terputus akibat terkena mesin berat maka karyawan tersebut akan mendapatkan uang petanggungan.

Prinsip yang digunkan dalam asuransi adalah :
a.       Nilai ekonomi
b.      Perjanjian antara UP dan premi
c.       Risk terstruktur
d.      Kesamaan (perlakuan yang sama dalam mendapatkan UP)
e.       Ganti rugi (potensi kerugian)
f.        Beneficiancy (penerima manfaat asuransi)
g.       Tertanggung
h.      Insurable interest
i.         Normal
Perusahaan asuransi harus memiliki hal-hal berikut ini :
  1. Data nasabah atau klien yang akan berhungungana dengan kapan periode penutupan/pertanggungan dan klaim (yang diajukan oleh klien)
  2.  Tabel resiko
  3. Data investasi

Fakto yang mempengaruhi besarnya premi adalah :
  1.  Resiko
  2. Bunga
  3. Loading faktor


Setiap perusahaan asuransi harus memiliki min 40% cadangan solvabilitas dari premi nasabah mereka selama masa pertanggungan masih berlangsung. Dalam UUD risk based capital yang ditentukan adalah sebesar 120% yang terdiri dari dana premi, interest dan capital. Solvabilitas adalah kemapuan untuk membayar kewajiban di masa mendatang. Premi semakin lama semakin meningkat seiring dengan tingginya resiko yang akan ditanggung oleh asuransi. Selama periode yang disepakati masih berlangsung perusahaan asuransi harus tetap memiliki cadangan solvabilitas untuk mengantisipasi sedangkan jika msa berlaku sudah habis cadangan tersebut akan menjadi keuntungan asuransi.